Plastik – Pengertian, Sejarah, Jenis, Bahan, Proses & Pengaruh
Siapa yang tidak memedulikan plastik? Hampir semua barang yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang dibuat dari plastik, seperti kemasan makanan, perlengkapan rumah tangga, botol minuman, hingga kantong kresek. Hal ini bukan tanpa alasan, alasannya adalah plastik ialah bahan yang sangat simpel dan ekonomis dimasak menjadi suatu produk.
Penggunaan plastik dari waktu ke waktu pun terus mengalami kenaikan signifikan. Hanya saja yang tidak dipahami penduduk luas bahwa plastik mampu memiliki pengaruh buruk kepada lingkungan. Pasalnya benda satu ini sulit untuk terurai di alam dan pemakaian dalam waktu lama juga berbahaya bagi kesehatan.
Pengertian Plastik
Plastik yakni salah satu makromolekul yang proses pembentukannya melalui tahap polimerisasi. Polimerisasi yaitu sebuah proses penggabungan dari beberapa molekul sederhana atau monomer menjadi molekul besar yang disebut makromolekul atau polimer melalui suatu proses kimia.
Surono (2013) menyatakan pendapatnya tentang plastik, adalah senyawa polimer yang unsur pembentuk atau pembangunnya yakni hidrogen dan karbon. Pengertian ini juga sejalan dengan pendapat Ningsih (2010) bahwa plastik yakni produk polimerisasi sintetik yang terbentuk dengan dasar kondensasi organik dan gabungan zat tertentu.
Sementara itu Apriyanto dan Aryanti (2013) juga memperlihatkan pemahaman wacana plastik, yaitu suatu bentuk barang yang berasal dari material polimer yang didinginkan serta dipakai untuk mengemas. Menurutnya plastik dapat dicetak dengan banyak sekali macam jenis dan bentuk.
Bahan plastik dapat dibentuk berdasarkan apa yang dibutuhkan dikala terpapar oleh tekanan dan suhu panas. Bentuknya sendiri beragam mulai dari batangan, balok, sampai silinder. Semua bentuk dasar tersebut kemudian mampu diolah kembali menjadi kresek, pembungkus masakan, kemasan botol, dan sebagainya.
Plastik adalah materi yang sangat gampang terbakar, sehingga dapat memajukan peluang terjadinya kebakaran. Belum lagi asap yang dihasilkan dari pembakaran plastik mengandung gas beracun seperti Hidrogen Sianida (HCN) dan Karbon Monoksida (CO) yang berbahaya bagi badan. Dampaknya bagi lingkungan yakni mengakibatkan pencemaran udara.
Membuang plastik ke alam bebas juga tidak diusulkan, sebab susah terurai oleh mikroorganisme dan menjadikan penurunan populasi fauna di tanah. Dampak jelek yang dihasilkan yakni menurunnya persediaan mineral organik dan anorganik dan juga membatasi ruang udara, sehingga jasad renik kelemahan oksigen di dalam tanah.
Sejarah Plastik
Sejarah plastik dimulai pada tahun 1862, saat Alexander Parkes pertama kali menemukan produk yang yang dibuat dari selulosa. Produk tersebut kemudian diketahui dengan nama parkesine. Selanjutnya seorang ahli kimia berkebangsaan New York berjulukan Leo Baeklend menghasilkan bahan sintetis pertama pada tahun 1907.
Bahan sintetis temuan Baekland tersebut dikenal dengan istilah bakelite dan berupa resin cair. Bakelite tersebut memiliki sifat tidak mencair, tidak meleleh ketika dicelup dalam larutan asam cuka, dan juga tidak terbakar. Hanya saja dengan karakteristik tersebut bahan bakelite menjadi tidak bisa berubah lagi.
Plastik seperti yang saat ini dikenal sendiri gres mulai dikembangkan secara luas pada tahun 1975 oleh beberapa tokoh besar mirip Montgomery Wrad, J. C,. Penny, Montomery Ward, Sear, dan masih banyak tokoh penting lainnya.
Perkembangan plastik di pasaran sejak tahun tersebut mengalami kenaikan yang signifikan. Di mana pada tahun 1930-an jumlah produksi dalam setahun hanya meraih beberapa ratus ton, sedangkan pada tahun 1990-an meningkat menjadi 150 juta tin dan patd tahun 2002.
Klasifikasi Plastik
Jenis plastik mampu diklasifikasikan berdasarkan berbagai sudut pandang. Secara biasa ada tiga cara mengklasifikasi plastik, ialah berdasarkan kemampuannya untuk dibentuk kembali atau tidak, berdasarkan kinerjanya, dan terakhir berdasarkan sifatnya ketika didaur ulang kembali.
1. Berdasarkan Kemampuannya Dibentuk Kembali
Jenis
plastik menurut bisa atau tidaknya materi tersebut dibuat kembali mampu
dibagi menjadi dua jenis. Kedua jenis tersebut yakni plastik yang dapat
dibuat atau biasa juga disebut thermosetting dan plastik yang tidak
bisa dibentuk kembali yang dikenal dengan istilah thermoplastik.
- Thermosetting ialah plastik yang apabila telah dibentuk dalam bentuk padatan, maka plastik tersebut tidak bisa dicairkan kembali pada saat dipanaskan. Dengan sifat tersebut maka plastik jenis ini tidak mampu untuk didaur ulang kembali. Contohnya yaitu Resin Melamin, Urea-Formaldehida, dan Resin Epoksi.
- Thermoplastik merupakan plastik yang dapat mencair jikalau dipanaskan pada suhu tertentu, sehingga memungkinkan apabila ingin dibentuk sesuai dengan keinginan. Plastik jenis juga sekaligus menjadi jenis yang mampu didaur ulang kembali nantinya. Contohnya yakni Polietilen (PE), Polikarbonat (PC), dan Polistiren (PS).
2. Berdasarkan Kinerjanya
Jenis plastik berdasarkan kinerjanya mampu dibagi menjadi tiga bab, yaitu plastik teknik, teknik khusus, dan komoditas. Pengklasifikasian jenis ini juga mampu disebut plastik menurut sifat dan ketahanannya.
- Plastik teknik atau teknis memiliki kinerja tahan panas bahkan sanggup bertahan pada suhu di atas 100 derajat Celcius. Jenis ini juga mempunyai sifat mekanik yang bagus, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai komponen otomotif dan elektronika. Contohnya yakni PBT, PC, PA, dan POM.
- Plastik teknik khusus ialah jenis plastik yang mempunyai ketahanan panas meski berada pada suhu di atas 150 derajat Celcius. Sifat mekanik plastik ini sungguh manis, sehingga dijadikan sebagai unsur untuk menciptakan pesawat. Contohnya antara lain PSF, PAI, PAR, dan PES.
- Plastik komoditas merupakan jenis plastik yang tidak tahan panas dan mempunyai sifat mekanik yang tidak begitu baik. Maka dari itu plastik jenis biasanya dipakai untuk menciptakan produk sehari-hari mirip pembungkus kuliner dan barang elektronika. Contoh plastik komoditas yaitu PMMA, PE, PS, ABS, dan SAN.
3. Berdasarkan Kemampuan Daur Ulang
Plastik juga mampu dikelompokkan menurut kemampuannya untuk didaur ulang. Jenis plastik ini lazimnya ditandai dengan kode tertentu yang dibuat oleh American Society of Plastic Industry. Kode tersebut berbentuk segitiga panah dan didalamnya ada nomor yang menjadi instruksi dan resin yang mempunyai gosip tertentu.
- PET. Polyethylene terephtalate dengan instruksi PET yaitu plastik yang pemakaiannya ditujukan cuma sekali pakai. Contoh plastik jenis ini ialah botol kecap, botol obat, botol air mineral, botol kosmetik, botol jus, dan juga botol minyak goreng.
- HDPE. High-Density Polyethylene berkode HDPE yaitu plastik yang kondusif untuk dipakai, alasannya adalah memiliki kemampuan mencegah reaksi kimia. Jenis ini sangat sesuai untuk dipakai selaku botol susu cair, botol kosmetik, botol obat, dan juga jerigen pelumas.
- PVC. PVC adalah instruksi dari Plyvinyl Chloride ialah plastik yang yang dibuat dari resin keras dan liat serta mengandung DEHA, sehingga kurang baik dipakai sebagai pembungkus masakan. Contoh penggunaan PVC yakni pipa air, botol pembersih, taplak meja, mainan, dan botol sambal.
- LDPE atau Low-Density Polythylene ialah plastik yang dibuat dari minyak bumi serta mempunyai resin berpengaruh dan keras. Jenis ini dianggap selaku yang paling berkualitas baik dan kondusif. Contoh plastik LDPE antara lain botol, tas kresek, pembungkus daging beku, dan juga perangkat komputer.
- PP atau Polypropylene dan kadang juga Polypropene adalah plastik yang bersifat keras, elastis, dan tahan terhadap lemak. Jenis ini mudah dibentuk ketika ada pada suhu yang sangat panas. Contohnya barang yang berbahan dasar PP yakni sedotan, tutup botol, kemasan margarin, tali, dan pot tanaman.
- PS atau Plystyrene juga mudah dibuat ketika ada dalam suhu panas tinggi dan memiliki sifat sangat kaku apabila berada dalam suhu ruang. Plastik jenis PS biasanya dibuat menjadi nampan, gelas plastik, styrofoam, kotak CD, dan juga mainan anak.
- O atau Other ialah jenis plastik selain dari jenis-jenis yang sudah disebutkan. Jenis ini biasanya dibentuk dengan mencampurkan dua atau lebih jenis plastik yang lain. Adapun contoh penggunaan plastik O ialah sparepart kendaraan beroda empat, galon air, botol susu bayi, perlengkapan rumah tangga, sikat gigi, dan lego.
Bahan Baku Plastik
Secara
umum plastik dibuat dari olahan bagian berupa karbon, hidrogen, oksigen, klorin,
nitrogen, dan welirang. Walaupun begitu ketika pertama kali dibentuk plastik
bantu-membantu berbahan baku bahan-bahan alami seperti getah flora, sekresi
serangga, dan tanduk binatang. Lalu seiring berjalannya waktu plastik mulai
disertakan dengan bahan yang lain.
Plastik yang berikutnya masuk ke dalam proses pengerjaan adalah biji plastik. Biji plastik memiliki bentuk berbentukbutiran bening dengan materi dasar zat kimia yang disebut Styrin Monomer. Hanya saja biji plastik dari zat tersebut memiliki harga yang cukup mahal dan mesti diimpor dari luar negerti. Oleh karena itu ketika ini sudah banyak biji plastik daur ulang.
1.
Minyak Bumi
Minyak
bumi mentah yang gres diangkat akan dimasak lewat tahap permunian dengan gas
alam untuk menghasilkan etana dan propana. Kedua zat hasil pemurnian tersebut
lalu dipecah kembali pada tungku panas untuk menciptakan etilana dan
propilena. Selanjutnya kedua zat tersebut diaduk katalis untuk menciptakan
zat seperti tepung.
Zat
mirip tepung itulah yang disebut sebagai polimer plastik yang lalu akan
diekstrusi menjadi wujud cair. Setelah berbentuk cair plastik tersebut
dibiarkan acuh taacuh kemudian dibuat menjadi pelet kecil. Pelet itulah yang
nantinya dijadikan bahan dasar membentuk gigi palsu, botol, dan sisir.
2. Karbondioksida
Penggunaan karbondioksida sebagai bahan baku plastik pertama kali timbul pada tahun 2009 lalu oleh perusahaan Novomer. Di mana minyak bumi diaduk dengan karbon dioksida untuk menghasilkan PPC (Polypropylene Carbonat). Inovasi ini bertujuan untuk meminimalisir penggunaan minyak bumi.
3.
Tongkol Jagung
Tongkol
jagung mengandung gula karbohidrat yang dapat dijadikan selaku bahan baku
plastik Polylatide Polymer. Inovasi ini juga bermaksud untuk mengurangi
penggunaan minyak bumi. Plastik dari tongkol jagung biasanya akan meleleh pada
suhu lebih dari 114 derajat Celcius.
Proses Pembuatan Plastik
Proses pengerjaan plastik sebetulnya berlainan-beda tergantung pada jenis plastik yang ingin dibuat. Meski begitu ada empat tahap bikinan yang paling biasa dijalankan, ialah Injection Molding, Ekstrusi, Thermoforming, dan juga Blow Molding.
1. Injection
Molding
Pada
tahap ini plastik masih berupa pelet atau biji yang kemudian dimasukkan ke
dalam suatu tabung bersuhu panas. Plastik yang dimasukkan itu akan meleleh dan
hasiil lelehannya akan dituang ke dalam cetakan tertentu.
2. Ekstrusi
Pada tahap ekstrusi, hasil lelehan dari biji atau pelet plastik ditekan-tekan terus menurus hingga risikonya lelehan tersebut dapat melebur dan teksturnya juga terasa lebih halus.
3. Thermoforming
Pada
tahap Thermoforming lelehan pelet plastik telah berbentuk lempengan yang
lalu kembali dipanaskan. Setelah meleleh, lelehan tersebut dituang ke dalam
cetakan lainnya lagi.
4. Blow
Moding
Blow
Moding
merupakan tahap terakhir dari proses pengerjaan plastik. Pada tahap ini ada
empat proses yang harus dilalui. Pertama pelet plastik dimasukkan ke dalam
tabung panas dan dilelehkan pada sekrum secara berkesinambungan. Selanjutnya
plastik tersebut akan dibuat menjadi pipa atau parison.
Tahap
ketiga plastik yang masih dalam keadaan panas akan ditutup dalam suatu cetakan.
Setelah itu saat masih dalam keadaan panas, plastik tersebut akan dibuat
menjadi produk sesuai dengan keinginan.
Sifat Polimer Konduktif
Polimer konduktif merupakan polimer yang memiliki konduktivitas listrik yang sepadan dengan konduktivitas pada logam. Dengan begitu sifat dari polimer konduktif yaitu mempunyai ikatan backbone terkonjugasi sesudah melalui tahap oksidasi atau reduksi. Proses tersebut terjadi akhir adanya sifat donor dan akseptor elektron.
Industri Plastik di Indonesia
Industri plastik di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat pada tahun 1960-an. Hanya saja perkembangan tersebut tidak berkembangmelainkan terus menurun seiring berjalannya waktu alasannya tantangan yang dihadapi cukup besar. Salah satu tantangannya adalah sifat plastik yang tidak mampu terurai, sehingga justru berimbas pada penumpukan sampah.
Tantangan
lain ialah minyak bumi selaku bahan baku plastik terus menipis, sedangkan
plastik tidak mampu diperbaharui kembali. Selain itu materi baku berupa biji dan
pelet yang harus diimpor dari mancanegara juga dirasa berat, sehingga
kemajuan industri plastik justru mengalami penurunan.
Walaupun begitu, kebutuhan produk akan bahan berbahan plastik tidak bisa dipungkiri juga. Bisa dilihat bahwa nyaris semua produk pasaran memakai bungkus dari plastik. Hal itu menunjukkan bahwa meski industri plastik mengalami penurunan, namun tidak mampu disangkal suatu waktu dapat bangkit kembali.
Dampak Bagi Lingkungan
Plastik sesungguhnya mempunyai dampak yang begitu jelek untuk lingkungan terutama dari sifatnya yang tidak mampu diuraikan oleh mikroorganisme apapun. Kaprikornus saat dibuang di tanah plastik akan menghalangi intensitas udara yang diterima oleh binatang yang habitatnya di dalam tanah.
Selain
itu tanah juga akan menjadi terkotori balasan bahan kimia yang dikandung oleh
plastik. Akibatnya tidak hanya terjadi pada kesuburan tanah, melainkan kepada
air di dalam tanah dan fauna mirip cacing. Fauna yang hidup di tanah mampu
saja memakan plastik yang mampu menimbulkan terganggunya sususan rantai
makanan.
Padahal
mikroorganisme dan fauna mirip cacing sangat diperlukan untuk menyuburkan
tanah. Tanpa bantuannya maka kesuburan tanah dapat berkurang dan berimbas pada
tanaman juga. Belum lagi kebiasaan manusia membuah sampak plastik di sepanjang
anutan sungai yang nantinya akan bermuara di bahari.
Akibat yang ditimbulkan sangat dicicipi oleh biota yang hidup di anutan sungai dan bahari. Perlahan-lahan hal tersebut mampu mengancam keseimbangan ekosistem di sungai serta maritim. Binatang yang hidup bahkan sering menyantap sampah plastik, karena menerka benda tersebut yakni kuliner yang kondusif untuk dikonsumsi.
Selain
sampah plastik yang dibuang secara utuh ada juga yang disebut dengan
mikroplastik. Jenis ini ialah plastik yang dipotong menjadi ukuran
kecil-kecil, lalu dibuang. Misalnya plastik kemasan kerupuk digunting
kecil-kecil untuk dibuang. Banyak yang berpikir hal ini cukup menolong, namun
nyatanya sama sekali tidak berpengaruh.
Plastik
tetap plastik bagaimanapun ukurannya dan sifatnya juga tidak akan berganti.
Sekalipun berukuran kecil mikroplastik tetap tidak mudah terurai dan dampaknya
juga sama saja dengan membuang plastik pribadi. Justru mikroplastik sangat
gampang tersebar di mana-mana.
Gerakan Anti Plastik
Berbagai
upaya untuk meminimalisir limbah plastik mulai digalakkan semenjak dampak jelek materi
satu ini berimbas pada kehidupan insan. Upaya tersebut tidak cuma dilakukan
oleh individu saja, melainkan banyak sekali organisasi dan komunitas, sampai
perusahaan dengan produk berbahan plastik.
Pada bulan Desember 2018 kemudian Greenpeace melaksanakan acara bersih sungai, pantai, serta lingkungan di sekitarnya dari limbah plastik. Kegiatan tersebut kemudian ramai digalakkan dengan menggunakan hastag #BreakFreeFromPlastic. Di waktu yang serentak 42 negara pada enam benua juga mengadakan 239 acara pembersihan dari plastik.
Jenis
sampah plastik yang dijumpai dalam kegiatan tersebut kebanyakan berasal dari
limbah sehari-hari. Sebut saja bantalan kaki mirip sandal dan sepatu, hingga
bungkus kosmetik seperti botol sabun, shampoo sachet, dan bungkus pasta
gigi. Sampah tersebut kemudian dikumpulkan sesuai dengan mereknya.
1.
Unilever dan Danone
Perusahaan
Unilever dan Danone juga melakukan upaya untuk mengurangi penggunaan plastik
dengan menerapkan sistem take back dan menciptakan desain produk ramah
lingkungan. Sistem ini berlaku untuk produk keluaran kedua perusahaan tersebut
baik yang berupa sachet, kemasan minuman, sampai pouch untuk
lalu didaur ulang.
2.
Nestle
Sementara
itu Nestle juga menerapkan beberapa inovasi untuk mengurangi sampah plastik.
Pertama yaitu meminimalkan pemakaian shrink film yang yang dibuat dari
plastik sampai 13%, sehingga kemungkinan untuk didaur ulang lebih meningkat.
Kedua pada tahun 2014 Nestle sudah meminimalkan tebal kaleng pada bungkus susu
kental manis Bear Brand sebesar 745 ton setiap tahun.
Plastik Ramah Lingkungan
Seorang
remaja 16 tahun berjulukan Arora berhasil melahirkan inovasi baru dalam dunia
plastik. Arora menciptakan plastik yang mampu terurai dalam waktu sekitar dua
tahun saja. Waktu tersebut sangatlah cepat jika dibanding plastik pada umumnya
yang gres akan terurai sehabis menghabiskan 50 hingga 100 tahun.
Plastik
yang diciptakan Arora mampu terurai dengan segera, alasannya terbuat dari
materi-materi organik. Arora memakai ekstrak karbohidrat yang disebut chitin
dan diubah menjadi chitosan melalui proses kimia. Chitosan tersebut
lalu diaduk dengan protein kepompong sutra dan fibroin.
Berkat penemuan tersebut, Arora sukses menjangkau penghargaan pada Innovator to Market tahun 2018 kemudian. Bahkan penemuan tersebut mengundang perhatian global pada dikala perhelatan International Science and Engineering Fair.
Negara Penghasil Sampah Plastik Terbesar
Ada sederet negara yang disebut selaku penghasil sampal plastik paling besar di dunia. Dua diantaranya berasal dari kawasan Asia, adalah Tiongkok dan Indonesia. Kedua negara ini diketahui sangat banyak menciptakan sampah plastik di laut lepas.
1.
Tiongkok
Saat
ini Tiongkok menduduki peringkat teratas dari negara penghasil plastik terbesar
di dunia. Menurut observasi oleh ilmuwan kelautan di University of Georgia,
jumlah sampah plastik yang dihasilkan oleh Tiongkok ialah sekitar 11,5 juta
ton dalam setiap tahun.
78%
dari total tersebut atau sebesar 8,8 juta ton pribadi dibuang ke kawasan maritim
tanpa lewat proses pembuatan. Kondisi itu kian diperparah dengan kebiasaan
masyarakat pesisir membuang sampah ke maritim sebesar 33,6 kg per tahunnya.
2.
Indonesia
Indonesia
ada di urutan kedua selaku penghasil sampah plastik paling besar dengan jumlah
total 3,2 juta ton per tahun yang dibuang eksklusif ke laut. Dengan total
tersebut Indonesia berada pada posisi pertama di Asia Tenggara. Penyebab paling
besar situasi tersebut yaitu kurangnya kesadaran masyarakat terkait dampak
negatif dari sampah plastik.
0 Response to "Plastik – Pengertian, Sejarah, Jenis, Bahan, Proses & Pengaruh"
Post a Comment